Semua tentang musik mengapa harus teknis, teknis dan teknis. Musisi, musisi dan musisi. Adakah ruang untuk membahas bagaimana pendengar, penonton konser dan pengunduh berpikir tentang musik? Tentang bagaimana secara manusiawi musik dengan segala budaya dan gaya hidupnya didengarkan? Adakah kajian jalanan yang sangat bajakan seperti mp3 yang mewabah, dihujat namun diunduh di belahan dunia manapun? Tempat ini mungkin inginnya seperti itu... hanya hampir... belum tepat sepenuhnya.

Koreografi Luar Panggung?

Yeah.. untuk ukuran saya yang sangat jarang menonton televisi selain berita dan pertandingan sepakbola, hal yang lumayan menggembirakan ketika suatu saat saya menyaksikan ada program musik di sana. Saya sangatlah ketinggalan dalam hal ini, sebelumnya saya hanya dengar dari teman - teman, ada hybrid music programme (ini istilah ngawur saja) yang menjamur di hampir semua saluran TV swasta. Sebut saja DeRings, Dahsyat, InBox, dan apalah lagi saya tidak begitu mengingat. Intinya kurang lebih sama, sebuah acara musik, dengan presenter yang asik masa kini, ada yang cantik atau tampan, ada yang lucu jago banyol demi keperluan tahan basi. Penampil adalah grup atau penyanyi yang sedang naik atau dinaikkan, diseling dengan pemutaran video klip, bisa divariasi dengan wawancara kasual, dan iklan tentu saja.
Sebenarnya sudah bisa saya mulai menikmatinya, atas nama cinta saya terhadap musik apapun bentuknya, Juga atas kerinduan saya terhadap acara musik di layar kaca, setelah sekian lama seperti mati suri karena slot - slot itu diisi oleh commercial break, yang pastinya membayar lebih mahal dalam durasi yang lebih pendek dibanding video klip yang mungkin anggaran promosinya tidak begitu tersokong oleh produser masing - masing. Masih ingat betul, setelah era Video Musik Indonesia yang legendaris, waktu itu dibawakan oleh Dian Nitami, saya hampir tak mendapatkan pengalaman sejenis untuk musik Indonesia.
Acara - acara itu lumayan secara produksi, di dalam studio, dengan set antara penggemar dan yang digemari hampir tak berjarak. Nah, disini ssaya kadang menemukan sesuatu yang agak fals: sepertinya orang - orang yang berkerumun di sekeliling penyanyi atau grup yang sedang beraksi tampak seragam gerakan mengikuti musiknya? Apakah anda juga perhatikan? Sekilas tampak enak dan nyaman, get in to the beat, tapi kelamaan kok terlihat sintetis ya? Sepertinya ada yang menata gerak mereka, dan ada komandan gerak terselip diantara penonton.
Memang tidak ada pakem khusus untuk bergoyang ikut irama. Namun ketulusan dan kebebasan, ketidakseragaman gerak, bukankah lebih manusiawi dan sesuai khittah menikmati musik? Sepakatkah anda, ini bukan Paskibraka yang bahkan lirikan mata saja harus selaras?
Tapi saya juga tidak tahu pasti apa kebutuhan produser untuk menampilkan itu. Mungkin ada kebutuhan visual tertentu yang diharapkan, yang luput dari pengamatan saya yang sangat subyektif.
Untuk produksi acara yang bisa mendatangkan iklan sebanyak itu, dan bisa mengangkat popularitas musisi, saya pikir keseragaman gerak penonton itu, tidak salah, tidak jelek, tepatnya.... aneh.

Tidak ada komentar:

suprsynthQuantcast